Ustadz Drs. H. Ade Sarwili saat memberikan tausiyah
dihadapan Keluarga Besar Lanud Atang Sendjaja.
(Foto
: Pentak Lanud Ats).
Bogor; Komandan Lanud Atang Sendjaja Kolonel Pnb Eko
Supriyanto bersama keluarga besar Lanud Atang Sendjaja selenggarakan buka
puasa bersama dilanjutkan sholat tarawih, kegiatan dilaksanakan dengan penuh
khidmat dan rasa kekeluargaan di hanggar Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja, Selasa (24/7).
Hadir pada
acara tersebut Marsma TNI Taufik Hidayat, Komandan Wing 4, Kadisops Kolonel Pnb
Fachrizet S.Sos, Kadispers Kolonel Pnb Heddezul S.Sos, Kadislog Kolonel Tek
Didik Bangun Rahardjo serta para pejabat Lanud Atang Sendjaja, Ketua Pia Ardhya
Garini Cabang 3/D. I Lanud Atang Sendjaja Ny. Eko Supriyanto dan
Pengurus PIA. Dalam kegiatan tersebut
bertindak selaku penceramah Ustadz Drs.H Ade Sarwili.
Komandan Lanud Atang Sendjaja Kolonel Pnb Eko Supriyanto dalam
sambutannya mengatakan buka puasa bersama yang kita laksanakan ini selain
bersilaturrahmi, juga untuk meningkatkan kebersamaan, kekeluargaan, serta
kekompakkan sesama personel Lanud Atang Sendjaja, agar tetap terjalin
sinergitas dalam rangka pelaksanaan tugas pokok.
Menurutnya mamfaat puasa selain melatih diri manusia untuk
menanamkan jiwa kesabaran juga menahan hawa nafsu, yang telah dibuktikan secara
medis sangat ampuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti sifat syirik,
dengki, sombong, takabbur, emosional, egocentris, dan penyakit hati lainnya, dengan
berpuasa menahan lapar dan dahaga melatih merasakan penderitaan orang.
Sementara itu penceramah Drs. H. Ade Sarwili dalam tausiyahnya
menyampaikan hikmah dari ibadah puasa yang kita laksanakan apabila dikaitkan
dengan kehidupan sosial bermasyarakat kita akan sama-sama merasakan lapar dan
dahaga.
Selain itu penceramah mengajak Kaum muslimin untuk bersyukur, bukan
hanya mensyukuri nikmat Allah akan tetapi kita wajib mensyukuri keterbatasan-keterbatasan yang di berikan
Allah kepada manusia, seperti keterbatasan pendengaran dimana manusia hidupnya tidak
akan tenang apabila pendengarannya tidak terbatas, begitu juga halnya
keterbatasan penglihatan atau tembus pandang, keterbatasan rasa sakit seperti
seorang ibu yang melahirkan kita ada keterbatasan rasa sakit sehingga mampu
melahirkan lebih dari satu kali, keterbatasan umur, keterbatasan pikiran dan
kemampuan serta keterbatasan-keterbatasan lainnya yang telah di gariskan oleh
Allah. “Katanya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar