Rabu, 25 Juli 2012

LANUD ATS BUKA PUASA BERSAMA

 

 Ustadz Drs. H. Ade Sarwili  saat memberikan tausiyah dihadapan Keluarga Besar Lanud Atang Sendjaja.
(Foto : Pentak Lanud Ats).

Bogor;              Komandan Lanud Atang Sendjaja Kolonel Pnb Eko Supriyanto bersama keluarga besar Lanud Atang Sendjaja selenggarakan buka puasa bersama dilanjutkan sholat tarawih, kegiatan dilaksanakan dengan penuh khidmat dan rasa kekeluargaan di hanggar Skadron Udara 6  Lanud Atang Sendjaja, Selasa (24/7).

             Hadir  pada acara tersebut Marsma TNI Taufik Hidayat, Komandan Wing 4, Kadisops Kolonel Pnb Fachrizet S.Sos, Kadispers Kolonel Pnb Heddezul S.Sos, Kadislog Kolonel Tek Didik Bangun Rahardjo serta para pejabat Lanud Atang Sendjaja, Ketua Pia Ardhya Garini Cabang 3/D. I Lanud Atang Sendjaja Ny. Eko Supriyanto dan Pengurus PIA. Dalam kegiatan tersebut  bertindak  selaku penceramah  Ustadz Drs.H Ade Sarwili.

Komandan Lanud Atang Sendjaja Kolonel Pnb Eko Supriyanto dalam sambutannya mengatakan buka puasa bersama yang kita laksanakan ini selain bersilaturrahmi, juga untuk meningkatkan kebersamaan, kekeluargaan, serta kekompakkan sesama personel Lanud Atang Sendjaja, agar tetap terjalin sinergitas dalam rangka pelaksanaan tugas pokok.


Menurutnya mamfaat puasa selain melatih diri manusia untuk menanamkan jiwa kesabaran juga menahan hawa nafsu, yang telah dibuktikan secara medis sangat ampuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti sifat syirik, dengki, sombong, takabbur, emosional, egocentris, dan penyakit hati lainnya, dengan berpuasa menahan lapar dan dahaga melatih merasakan penderitaan orang. 

Sementara itu penceramah Drs. H. Ade Sarwili dalam tausiyahnya menyampaikan hikmah dari ibadah puasa yang kita laksanakan apabila dikaitkan dengan kehidupan sosial bermasyarakat kita akan sama-sama merasakan lapar dan dahaga.

Selain itu penceramah mengajak Kaum muslimin untuk bersyukur, bukan hanya mensyukuri nikmat Allah akan tetapi kita wajib mensyukuri  keterbatasan-keterbatasan yang di berikan Allah kepada manusia, seperti keterbatasan pendengaran dimana manusia hidupnya tidak akan tenang apabila pendengarannya tidak terbatas, begitu juga halnya keterbatasan penglihatan atau tembus pandang, keterbatasan rasa sakit seperti seorang ibu yang melahirkan kita ada keterbatasan rasa sakit sehingga mampu melahirkan lebih dari satu kali, keterbatasan umur, keterbatasan pikiran dan kemampuan serta keterbatasan-keterbatasan lainnya yang telah di gariskan oleh Allah. “Katanya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar